KATANYA “HOLIDAY CAMP”
Apa itu holiday camp? Semua
mahasiswa/i STAN pasti tahu jawabannya. Yup holiday camp atau yang lebih
dikenal dengan capacity building yaitu sejenis event pembinaan karakter sambil
berkemah.
Dan tahun ini, kami mendapat
tempat di Namorambe (jujur, belum pernah dengar sebelumnya). Di hari-H, kami
check kesehatan terlebih dahulu sebelum berangkat. Setelah itu kami pergi
mengendarai bus pariwisata. Namun kebahagiaan nyamannya bus tidak berlangsung
lama. Kami diturunkan di depan sebuah jalan kecil dan harus jalan kaki sampai
ke lokasi camp. Masalah jarak, tidak tahu pastinya tapi kami sudah melewati
beberapa tempat pemandian alam dengan jalan naik turun, perumahan warga sekitar,
dan...ah sudahlah. Badan pegal? Jelas. Terutama bahu yang nopang tas super
besar dengan isi agak over, maklum pemula camping.
Yang tidak disangka-sangka, camp
nya terletak di seberang sungai dan otomatis kami cuma bisa milih berenang atau
nyebrang lewat jembatan gantung yang goyangnya nggak ringan kalau dinaikin
rame-rame. Jelas karna nyebrang ga mungkin, kami lewat jembatan. Dan sangat
ekstrim seperti perkiraan, jembatannya goyang gak nentu waktu kami lewat dan
sukses bikin cewek-ceweknya jejeritan. Dengan
muka-muka ga jelas karna takut waktu lewat, Pak hendy nunggu di seberang sambil
fotoin kami.
Sesampai di camp, kami langsung
melaksanakan berbagai kegiatan. Mulai dari shalat bagi yang muslim, makan,
sampai mendengar pengarahan.
Oh kelupaan, camp nya terletak
persis di sebelah sungai dan udaranya sangat bersih, suasana pedesaan 100%.
Setelah pembagian kelompok (yang
kayaknya dibagi dari abjad nama), kami pun diantar menuju tempat tinggal
masing-masing kelompok. Dalam hati sudah terbesit pikiran-pikiran “tenda mana ni
yang harus kami tempati? Gimana bentuknya? Layak huni gak ya?" Dan ternyata
begitu sampai kenyataannya beda 180 derajat dengan bayangan. Much better. Penginapan
bung bukan tenda. Dan setelah meletakkan barang ditambah beristirahat sejenak, kami mendengar ceramah jam 8 malam.
Hari kedua diawali dengan senam
otak dan PBB. Untuk masalah PBB jelas para pelatih yang mengambil alih. Usai PBB
kami bermain games bersama para pembina. Dan yang agak ekstrem waktu games ular
naga. Naga-naganya kelewat ganas dan saling nabrak terus badannya behamburan di
tanah terguuling-guling. Serem. Selesai games, kelompok yang menang memutuskan untuk nyemplung rame-rame ke sungai
sebagai hukuman berhubung kelompok yang menang dikasi kewenangan buat nentuin. Dan
jadilah siang itu kami basah rame-rame.
sekitar pukul 2 kami masuk jadwal makan siang. Dan lagi-lagi, mengulang ingatan waktu dinamika, urutan makannya ditentukan. Mulai dari makan ikannya dulu sampai terakhir tinggal
nasi putih dan itu harus habis dalam beberapa detik sesuai hitungan pelatih. Ternyata
ada kalanya makan juga tidak nikmat. Parahnya badan kami pegal-pegal berat
waktu itu karena kegiatan sebelumnya. Kegiatannya tidak lain dan tidak bukan
adalah (bersambung)
(md)


0 komentar:
Posting Komentar